Senin, 12 April 2010


Balikpapan

Dahulu kala di kota yang sekarang disebut balik papan berlangsung system kerajaan yang teratur. Rakyat hidup berkecukupan. Masyarakat yang bermukim di sepanjang teluk hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka hidup dalam suasana yang adil dan makmur. Sultan yang memerintah pada waktu itu bernama Aji Muhammad, orang biasa memanggilnya Sultan Jimad. Dia mempunyai seorang putrid yang bernama Satin. Setelah dewasa satin dipaksa ayahnya untuk menikah dengan seorang raja Kutai.
Di kamar Satin
Pengawal I ; Sultan tiba!
Satin : “ Aya, ada perlu apa ayah kemari ?”
Jimad : “Anaku, kau sudah dewasa, sudah waktunya untuk menikah.”
Satin : “menikah? Dengan siapa?”
Jimad : “kau masih ingat Raja Kutai yang datang ke pesta ulang tahunmu?
Satin : “dia? Aku tigak mau menikah dengan tua Bangka itu”
Jimad : “nak, ini demi kerajaan kita, karena kerajaan kita sedang berperang. Pasukan



kita hamper habis, Raja kutai menawarkan bantuan dengan syarat kau menikah denganya. Ini demi rakayat kita”
Satin : “baiklah! Tapi aku minta warisan kepada ayah”
Jimad : “ Apapun! Asalakan kau mau menikah dengan raja kutai”

Nah, kisah tragis ini di mulai dari tugas yang diberikan Putri Satin kepada panglima Sendong dan anak buahnya untuk menarik upeti dari rakyat berupa papan dengan mengguunakan perahu

Sendong : “Upeti! Upeti!, berikan upetimu”
Rakyat : “jangan! Papan ini untuk dinding kami. Sebentar lagi ada badai.”
Sending : “dinding? Jangan bermimpi pengawal! Angkut papn itu”
Pengawal 2 dan 3 : “baik panglima”
Satin : “jangan pedulikan mereka! Angkut papan – papn itu”
Tiba – tiba seorang kakek tua datang ditengah kekacauan itu.
Kakek : “hai putri, janganlah kau perlakukan rakyatmu seperti itu”
Sendong : “eh kakek tua, lancang sekali kau berbicara seperti itu.
Pengawal 1 : tidak sedikitpun kau menghormati putrid, apa kau mau dihukum mati?”
Kakek : “kalian orang – orang sombong. Terbakarlah perahu kalian.”
Satin :” sudah! Jangan pedulikan kakek itu, ayo kita berangkat”
Sendong : “ baik putri!”
Perahu putrid Satin berlayar ditengah lautan. Cuaca yang awalnya cerah tiba – tiba gelap. Perahu putrid satin diserang topan dan ogelombang ganas. Tidak beberapa lama kemudian perahupun terhempas kesebuah karang dan akhirnya tenggelam. Demikian asal usul nama balik papan yang diambil dari peristiwa perahu berisi papan yang terbalik di terpa badai.



The legend of Balikpapan

Long time ago in a town now called the Balikpapan held a regular system. People live on welfare. Community living along the bay to live as farmers and fishermen. They live in an atmosphere of fair and prosperous. Sultan, who ruled at that time named Aji Muhammad, people used to call him the Sultan Jimad. He has a putrid named Satin. After growth as teenager satin forced his father to marry a King of Kutai.
In the Satin room
Guard I ; “Sultan arrived!”
Satin: "Aya, there is need what my father here?"
Jimad: "my daughter, you've grown up, it's time to get married."
Satin: "married? With whom?"
Jimad: "Do you remember the King of Kutai, who came to your birthday party?
Satin: "is he? I want to marry an old man"
Jimad: "my daughter, it's for our kingdom, because our kingdom is at war. Troops
we are almost finished, the King of Kutai offer assistance on condition you get married with him. It's for our rakayat "
Satin: "alright! But I have a legacy to my father "
Jimad: "Whatever! As long as you want to marry the King of Kutai "

Well, this tragic story in the beginning of the task given to the commanders Sendong Princess Satin and his men to withdraw in the form of tribute from the people board the boat

Sendong: "taxes! taxes!, Give taxes "
People: "Do not! These boards for our wall. Soon there was a storm. "
Sending: "wall? Do not dream! Take it "
Guards 2 and 3: "yes sir "
Satin: "do not mind them! Take the boards, take it "
- Then an old man came amid the chaos.
old man: "O daughter, do not you treat your people like that"
Sendong: 'er old man, presumptuous of you to talk like that.
Guard 1: not the least you respect the putrid, what do you want to put to death? "
old man : "You have no mercy. Burn your boats. "
Satin: "let’s go ! Do not mind the old man, let's go "
Sendong: "well princess!"

Princess Satin sail the boat to the sea. Immediately the weather becomes darker. The storm and huge wave come to the princess satin boat. Then the boat crashing rocks and eventually sank. Thus the name of Balikpapan the name is taken from the boat incident on board an upside-down because of storm.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar